KARYA
MIMIN MINTARI
2222090200
DIKSATRASIA 3A
Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin (NH Dini) dilahirkan dari pasangan Saljowidjojo dan Kusaminah. Ia
anak bungsu dari lima bersaudara, ia lahir di Semarang, Jawa Tengah, 29
Februari1936. Jadi ia merayakan ulang tahunnya empat tahun sekali. NH Dini
mengaku mulai tertarik menulis sejak kelas tiga SD. Buku-buku pelajarannya
penuh dengan tulisan yang merupakan ungkapan pikiran dan perasaannya sendiri.
Ia sendiri mengakui bahwa tulisan itu semacam pelampiasan hati. Kalau pada
akhirnya ia menjadi penulis, itu karena ia memang suka cerita, suka membaca dan
kadang-kadang ingin tahu kemampuannya. Misalnya sehabis membaca sebuah karya,
biasanya dia berpikir jika hanya begini saya pun mampu membuatnya. Dan dalam
kenyataannya ia memang mampu dengan dukungan teknik menulis yang dikuasainya.
Dini
ditinggal wafat ayahnya semasih duduk di bangku SMP, sedangkan ibunya hidup
tanpa penghasilan tetap. Mungkin karena itu, ia jadi suka melamun. Bakatnya
menulis fiksi semakin terasah di sekolah menengah. Waktu itu, ia sudah mengisi
majalah dinding sekolah dengan sajak dan cerita pendek. Dini menulis sajak dan
prosa berirama dan membacakannya sendiri di RRI Semarang ketika usianya 15
tahun. Sejak itu ia rajin mengirim sajak-sajak ke siaran nasional di RRI Jakarta
dalam acara Tunas Mekar.
Dini
dipersunting Yves Coffin, Konsul Prancis di Kobe, Jepang pada 1960. Dari pernikahan itu ia dikaruniai
dua anak, Marie-Claire Lintang dan Pierre Louis Padang. Sebagai konsekuensi
menikah dengan seorang diplomat, Dini harus mengikuti ke mana suaminya
ditugaskan. Ia diboyong ke Jepang, dan tiga tahun kemudian pindah ke Pnom Penh,
Kamboja. Kemudian kembali ke negara suaminya, Prancis, pada 1966. Setahun
kemudian ia mengikuti suaminya yang ditempatkan di Manila, Filiphina Pada 1976,
ia pindah ke Dektroit, AS, mengikuti suaminya yang menjabat Konsul Jenderal
Prancis. Dini berpisah dengan suaminya, Yves Coffin pada 1984, dan mendapatkan
kembali kewarganegaraan RI pada 1985 melalui Pengadilan Negeri Jakarta.
Selama
karirnya di dunia sastra, banyak sekali penghargaan yang sudah ia terima,
antara lain Peraih penghargaan SEA Write Award di bidang sastra dari Pemerintah
Thailand ini sudah telajur
dicap sebagai sastrawan di Indonesia,
padahal ia sendiri mengaku hanyalah seorang pengarang yang menuangkan realita
kehidupan, pengalaman pribadi dan kepekaan terhadap lingkungan ke dalam setiap
tulisannya. Ia digelari pengarang sastra feminis. Pendiri Pondok Baca NH Dini
di Sekayu, Semarang
ini sudah melahirkan puluhan karya.
Beberapa
karya Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin yang dikenal dengan nama NH. Dini, ini
yang terkenal, di antaranya Pada Sebuah
Kapal (1972), La Barka (1975) atau
Namaku Hiroko (19770, Orang-orang Tran (1983), Pertemuan Dua Hati (1986), Hati Yang Damai (1998), belum
termasuk karya-karyanya dalam bentuk kumpulan cerpen, novelet, atau cerita
kenangan. Sebagai pengarang sastra feminis yang terus menyuarakan kemarahan
kepada kaum laki-laki. Terlepas dari apa pendapat orang lain, ia mengatakan
bahwa ia akan marah bila mendapati ketidakadilan khususnya ketidakadilan gender
yang sering kali merugikan kaum perempuan. Dalam karyanya yang terbaru berjudul
Dari Parangakik ke Kamboja (2003), ia
mengangkat kisah tentang bagaimana perilaku seorang suami terhadap isterinya.
Ia seorang pengarang yang menulis dengan telaten dan produktif.
Hingga
kini, ia telah menulis lebih dari 20 buku. Kebanyakan di antara novel-novelnya
itu bercerita tentang wanita. Namun banyak orang berpendapat, wanita yang
dilukiskan Dini terasa “aneh”. Ada
pula yang berpendapat bahwa dia menceritakan dirinya sendiri. Pandangan
hidupnya sudah amat ke barat-baratan, hingga norma ketimuran hampir tidak
dikenalinya lagi. Itu penilaian sebagian orang dari karya-karyanya. Akan tetapi
terlepas dari semua penilaian itu, karya NH Dini adalah karya yang dikagumi.
Buku-bukunya banyak dibaca kalangan cendekiawan dan jadi bahan pembicaraan
sebagai karya sastra.
Pada
1956, sambil bekerja di Garuda Indonesia Airways (GIA) di Bandara Kemayoran,
Dini menerbitkan kumpulan cerita pendeknya, Dua
Dunia. Sejumlah bukunya bahkan mengalami cetak ulang sampai beberapa kali -
hal yang sulit dicapai oleh kebanyakan buku sastra. Buku lain yang tenar karya
Dini adalah Namaku Hiroko dan Keberangkatan. la juga menerbitkan serial
kenangan, sementara cerpen dan tulisan lain juga terus mengalir dari tangannya.
Walau dalam keadaan sakit sekalipun, ia terus berkarya.
Dini
dikenal memiliki teknik penulisan konvensional. Namun menurutnya teknik bukan
tujuan melainkan sekedar alat. Tujuannya adalah tema dan ide. Tidak heran bila
kemampuan teknik penulisannya disertai dengan kekayaan dukungan tema yang sarat
ide cemerlang. Dia mengaku sudah berhasil mengungkapkan isi hatinya dengan
teknik konvensional. Menyinggung soal seks, khususnya adegan-adegan yang
dimunculkan dalam karya-karyanya, ia menganggapnya wajar-wajar saja. Begitulah
spontanitas penuturan pengarang yang pengikut kejawen ini. la tak
sungkan-sungkan mengungkapkan segala persoalan dan kisah perjalanan hidupnya
melalui karya-karya yang ditulisnya.
Dalam
pengantar buku The Second Sex, Simone de Beauvoir mengungkapkan bahwa pada
zaman sekarang perempuan sedang dalam proses menuju pemulihan mitos feminisme.
Mereka mulai menyatakan kebebasannya dengan cara terang-terangan. Tetapi,
sebenarnya perempuan belum dapat menikmati kehidupan yang mereka inginkan
seperti kaum laki-laki. Kemana pun mereka melangkah, garis akhir yang berupa
pernikahan selalu berwujud, memaksa perempuan mengakui dominasi laki-laki.
Antagonisme terhadap dominasi laki-laki yang selalu dihubungkan dengan opresi
perempuan tidak hanya dibicarakan oleh de Beauvoir. Pada tahun 60-an, NH Dini
juga getol membicarakan permasalahan institusi pernikahan, dominasi laki-laki
dan konstruksi sosial yang sangat patriarkal melalui novelnya, Pada Sebuah
Kapal. Dalam karya ini, pembaca dihadapkan pada permasalahan-permasalahan
kehidupan perempuan yang terjadi saat ini.
Novel
karya NH. Dini yang akan saya apresiasi adalah novel yang berjudul Pada Sebuah Kapal. Saat saya liat cover
bukunya, yang saya bayangkan bahwa ceritanya itu berada disebuah kapal, atau
ceritanya mengenai sebuah kapal yang sedang berlayar seperti novel karya Iwan
Simatupang yang berjudul Ziarah. Tetapi novel karya NH. Dini ini memang
bercerita tentang dua orang yang sedang bercinta dalam sebuah kapal. Dalam
novel Pada Sebuah Kapal ini terbagi
menjadi dua bagian, yaitu bagian pertama berjudul “penari” dan bagian yang
kedua berjudul “pelaut”. Di bagian pertama, Sri, seorang perempuan Jawa,
menjadi tokoh utamanya, sedangkan di bagian kedua yang menjadi tokoh utamanya
adalah Michel, yaitu seorang warga
negara Perancis yang ditemui Sri pada perjalanan kapal dari Saigon ke
Marseilles. Pada bagian “penari”
sejumlah peristiwa dalam kehidupan Sri disajikan secara kronologis mulai ia
berusia tiga belas sampai tiga puluh tahun. Masa kecilnya di Semarang
dan tahun-tahun bekerja di Jakarta
diceritakan secara bertahap. Bagian ”pelaut” dibuka pada suatu titik yang sudah
diceritakan dalam “penari”, yakni perjalanan kapal dari Saigon ke Marseilles.
Peristiwa-peristiwanya tidak dikisahkan secara kronologis, melainkan diceritakan
kilas balik tentang masa lalu kehidupan Michel. Pada akhir cerita di bagian “Pelaut”
berhenti dengan kabar dari Sri kepada Michel bahwa ia, suami dan anaknya akan
pindah ke Paris.
Novel
ini menggunakan alur flastback. Pada novel ini penulis menggunakan banyak nama tokoh-tokohnya,
tetapi penulis dalam ceritanya tetap memfokuskan tokoh utamanya saja, seperti
cerita tentang kehidupan Sri dan kehidupan Michel. Menurut saya, novel ini
terlalu banyak dialognya, terutama pada cerita bagian “Pelaut”. Jika novel ini
ditulis dengan langsung menceritakannya pada konflik yang ada, mungkin halaman
novel ini tidak terlalu banyak, sehingga saya sebagai pembaca akan lebih semangat
untuk membacanya.
Hal yang paling terasa saat membaca novel ini
adalah kelebihan penulis yang begitu blak-blakkan mengungkapkan jalannya
cerita. Kemudian, terdapat diksi yang terasa aneh untuk pembaca masa kini dan
tata bahasa yang jarang didengar, seperti kakakku perempuan. Peresensi juga
dipermudah untuk membandingkan unsur budaya Timur dengan Barat yang terasa
perbedaannya, seperti hal perzinahan yang merupakan hal yang wajar bagi budaya
Barat, namun tidak demikian dengan budaya Timur. Mungkin, novel ini bisa
menginspirasi kaum wanita untuk tidak terjebak dalam perselingkuhan apalagi
perzinahan. Dan untuk kaum pria, novel ini bisa dijadikan tempat untuk
mengevaluasi diri supaya tidak membuat istri kesal.
Pada
bagian dua novel Pada Sebuah Kapal
ini adalah menceritakan kehidupan Michel dari sejak kecil. Bisa kita baca pada
novel dari halaman 223. michel adalah seorang pelaut yang sudah berlayar
keseluruh dunia. Michel jatuh cinta kepada seorang wanita yang setiap hari
mengantarkan susu ke rumahnya. Wanita itu bernama Nicole. Setelah mereka
menjalin cinta, merekapun berencana untuk melanjutkan hubungan mereka ke
jenjang pernikahan. Umur Nicole lebih tua daripada umur Michel, tetapi mereka
tidak mempermasalahkan itu. Hubungan mereka saat pacaran sangatlah romantis,
tetapi saat mereka menikah, ternyata sifat asli Nicole ketahuan. Dalam
menjalankan rumah tangganya, Nicole memiliki sifat yang sangat keras kepala, ia
tidak peduli dengan aturan dalam rumah yang sudah ditentukan Michel sebagai
kepala rumah tangga. Segala sesuatunya, Nicole lakukan sendiri tanpa meminta
pendapat suaminya. Maka pada akhirnya, hubungan runah tangga merekapun sudah
tidak harmonis lagi.
Amanat
lain yang saya dapat dari novel pada sebuah kapal karya NH. Dini antara lain
adalah masalah hubungan kesetiaan antara tokoh Sri dengan Saputro. Kehidupan di
Jakarta adalah awal keberanian Sri untuk menentang konvensi sosial yang sudah
mengakar di otaknya. Cerita ini dimulai dalam jangka waktu singkat selama
delapan belas bulan di Jakarta.
Di sana Sri
bertemu dua laki-laki, Saputro dan Charles. Dua laki-laki itulah yang
selanjutnya mewarnai kehidupan Sri. Pertemuan Sri dengan Saputro bukan sekedar
pertemuan, tetapi berlanjut pada hubungan percintaan. Rasa cinta keduanya
sangat kuat, sehingga mereka yakin dan tidak ragu melakukan hubungan
suami-istri sebelum menikah. Namun sayang, tepat sebelum pernikahan mereka,
Saputro meninggal dalam sebuah kecelakaan.. Yang saya dapat pelajari dari
cerita cinta mereka adalah sebuah kesetian yang sangat dalam. Kesetian mereka
berdua yang berprofesi sangat bertentangan. Sri bekerja sebagai penari
sedangkan Saputro adalah seorang penerbang udara, ia adalah sosok
laki-laki penanggung jawab, walaupun
dia telah menghamili Sri di luar nikah, namun dia tetap menikahi Sri, ia pria penyayang,
walaupun profesinya terbilang cukup berat, namun dia tetap menyayangi Sri apa
adanya. Sosok Sri yang sangat setia menunggu keyakinan hati Saputro
untuk melamarnya, tetapi keadaan menjadi berubah sebelum mereka melanjutkan
hubungan mereka ke jenjang pernikahan Saputro sudah dipanggil terlebih dahulu
oleh Yang Maha Kuasa. Jadi sebanyak apapun rencana yang telah dibuat oleh
manusia, tetapi Tuhanlah yang akan berkehendak.
Setelah
meninggalnya Saputro, kemudian laki-laki yang bisa meluluhkan hati Sri adalah
Charles Vincent, seorang diplomat kebangsaan Perancis. Sri tertarik kepadanya
karena menurut anggapannya, Charles memiliki kepribadian yang baik dan ia pun
sangat lembut. Walaupun tidak disetujui keluarganya, Sri memutuskan untuk
menikah dengan lelaki itu. Setelah menikah, Sri baru mengetahui bahwa Charles
adalah lelaki yang egois, keras kepala, kasar, dan tidak mau kalah dengan
ketenarannya sebagai penari. Pernikahan mereka sangat tidak bahagia karena
keduanya sering bertengkar. Bahkan pertengkaran itu terus berlangsung hingga
kelahiran anak pertama mereka, kehidupan rumah tangganya diperkirakan akan
bahagia. Namun, harapannya ternyata sia-sia. Kehidupan rumah tangga mereka
tetap diselimuti oleh pertengkaran.
Perseteruan
antara pasangan suami istri itu semakin terlihat ketika keduanya berangkat ke
Perancis. Pada saat itu Charles mendapatkan cuti. Lelaki itu menggunakan
pesawat terbang sedangkan Sri menggunakan kapal laut. Di sinilah terjadinya
perselingkuhan Sri terhadap suaminya. Di dalam kapal laut ini Sri menjalin
hubungan dengan seorang pelaut bernama Michel, seorang lelaki berkebangsaan
Perancis. Hubungan keduanya terjadi ketika mereka menceritakan ketidakbahagiaan
kehidupan perkawinannya. Sri menceritakan bahwa ia merasa terkekang selama
menikah dengan Charles. Suaminya itu sangat kasar dan egois. Demikian pula
halnya dengan Michel. Ia menceritakan bahwa istrinya, Nicole sangat pencemburu
sehingga ia tidak boleh bergaul dengan wanita mana pun. Ia juga menceritakan
bahwa sebelum menjadi pelaut, ia adalah seorang tentara, yang pernah membela
negaranya, melawan agresi Jerman.
Karena
sering bertemu, bertukar cerita, dan pembawaan Michel yang lembut dan romantis,
Sri jatuh hati kepadanya. Demikian pula sebaliknya. Itulah sebabnya, selama di
kapal, hubungan keduanya semakin akrab, bahkan keduanya sering melakukan
perbuatan terlarang tanpa dihantui oleh perasaan berdosa sedikitpun. Sri tidak
merasa berdosa kepada suaminya. Demikian pula Michel tidak merasa berdosa
kepada istrinya. Keduanya tidak pernah merasa berdosa pada Tuhan. Mereka tidak
peduli dengan masalah dosa, yang penting mereka merasa bahagia.
Hikmat yang saya dapat dari dua cerita cinta tokoh-tokoh
yang terdapat pada novel ini yaitu antara cerita rumah tangga Sri dengan Charles
dan hubungan rumah tangga Michel dengan Nicole adalah bahwa mereka itu terlalu
cepat mengambil keputusan untuk menikah, sedangkan mereka baru sedikit mengenal
sifat pasanganya masing-masing. Misalnya antara Sri dan Charles, Sri terlalu
cepat memutuskan unutk segera menikah dengan Charles setelah meninggalnya
Saputro, calon suaminya. Padahal mereka belum lama kenal dalam dan luar sifat
mereka masing-masing, dan walaupun pernikahan mereka tidak disetujui oleh
keluarga Sri, tapi dia tetap melangsungkan pernikahannya itu. Maka, karena Sri
tidak selektif dengan pilihannya itu, maka kehidupan rumah tangga mereka pun
tidak harmonis. Sama halnya dengan kisah cinta Michel dengan Nicole. Saat
pacaran Nicole memiliki sifat keibu-ibuan yang sangat besar sehingga Michel
ingin segera mempersuntingnya dan masalah perbedaan umur antara merekapun
Michel tidak memperdulikannnya. Tetapi saat mereka menikah, ternyata sifat yang
sebenarnya yang ada dalam Nocole pun berubah, sifat Nicole yang masa bodoh
terhadap Michel, suaminya.
Jadi sebaiknya, jika kita akan memutuskan untuk menikah
dengan serius sebaiknya kita harus memilih dengan selektif yang kita anggap
cocok untuk pasangan yang akan mendampingi kita hingga akhir hayat. Karena
sebuah pernikahan itu hanya diinginkan terjadi sekali dalam seumur hidup kita.
Kita harus mengeahui lebih dalam sifat baik dan buruknya dari pasangan kita
itu, jangan sampai setelah menikah nanti sifat-sifat jelek pasangan kita baru
ketahuan dan pasangan kita selingkuh, dan akan terjadi sebuah perceraian. Ambillah
keputusan dengan pertimbangan yang matang. Sri telah menolak untuk dijadikan isteri oleh Carl karena Carl menurut Sri
terlalu sombong dan memiliki gaya
hidup yang berbeda dengannya. Dan selingkuh itu bukan merupakan sarana yang
tepat untuk meluapkan rasa kerinduan yang terpendam. Maka janganlah kita menilai seseorang
hanya dari fisiknya saja, karena fisik itu bisa menipu sifat yang sebenarnya!!
Pada akhir cerita novel ini sangatlah menggantung,
apakah mungkin penulis ingin memberikan rasa penasarannya terhadap cerita novel
ini. Tidak ada akhir cerita yang pasti dalam novel ini. Pada akhir halaman
hanya diceritakan bahwa Sri, Charles dan anaknya akan pindah ke Paris sehingga
perselingkuhan yang antara Sri dengan Michel akan sering mereka lakukan. Hanya
ada kata-kata renungan yang sedang dalam pikiran Michel. Saya tidak tahu apakah
akhirnya perselingkuhan Sri dengan Michel akan selamanya berjalan dengan
seiring waktu? Dan bagaimana dengan nasib hubungan rumah tangga mereka
masing-masing, apakah Sri akan cerai dengan Charles? Apakah Michel juga akan
cerai dengan Nicole? Atau apakah rumah tangga mereka akan semakin harmonis?
Atau apakah perselingkuhan Sri dan Michel akan menjadi hubungan yang sah
seperti suami istri? Saya masih bertanya-tanya dengan ending yang akan
diberikan penulis untuk pembaca karyanya ini.
DAFTAR RUJUKAN